Sampah Versus Kompos

Kalo kita melihat kondisi lingkungan sekitar kita, akan tampak oleh kita tumpukan sampah dimana-mana, bahkan mungkin tidak tampak pun kita sudah tahu kalo di daerah tersebut ada tumpukan sampah dari bau yang menyengat. Setiap orang dalam kesehariannya akan menghasilkan sampah, baik itu di rumah, kantor dan di perjalanan.

Sampah terdiri dari dua, yaitu sampah organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai kurang lebih 80%. Untuk mengatasi sampah khususnya sampah rumah tangga, banyak orang melakukan teknologi pengomposan. Pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan.

Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.

Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.

Berikut akan saya sampaikan tahapan proses pengomposan yang pernah saya lakukan pada waktu penelitian di kampus tercinta, selengkapnya dapat dilihat pada tulisan saya di wikipedia.
Tahapan Pengomposan
1. Pemilahan Sampah;
2. Pengecil Ukuran;
3. Penyusunan Tumpukan;
4. Pembalikan;
5. Penyiraman;
6. Pematangan;
7. Penyaringan;
8. Pengemasan dan Penyimpanan;

Comments

Popular posts from this blog

Zaky dah 7 Bulan

Bumi Sedang Menangis